Blog ini saya buat untuk mengumpulkan artikel yang berhubungan dengan emas karena saya sedang tertarik untuk investasi emas. Semoga blog ini juga berguna buat siapa saja yang ingin berinvestasi emas

Minggu, 16 Januari 2011

Mengapa emas akan terus naik ? (bagian 2)

sebagaimana telah dibahas dalam artikel sebelumnya, ini adalah kelanjutan dari artikel tersebut tentang alasan mengapa emas akan terus naik.

Kita tahu bahwa saat ini perdagangan Dunia memakai US$, US$ dipakai untuk jual beli dalam skala besar, karena 60% Penduduk Bumi memakai US$ dalam jual-beli. Coba anda lihat di harga2 berbagai komoditi Dunia, pastilah ada harga dalam US$ di situ. Dan mata uang negeri adidaya ini mata uangnya juga disimpan dalam bank-bank sentral Negara-negara lain di Dunia, termasuk Bank of Indonesia kita tercinta.

Penurunan nilai mata uang US$ berakibat pada daya beli yang juga menurun. Akibatnya barang dan jasa yang dibeli dengan US$ akan meningkat, termasuk juga emas. Contoh penurunan daya beli ini pernah saya sajikan dalam tulisan lain, ONH semakin murah. Atau juga kenaikan barang2 seperti gula, gandum dan gula di Pasaran Dunia. Dan pastilah emas juga meningkat harganya oleh penurunan mata uang ini.

Dalam web ini juga pernah membahas mengenai kekuatan mata uang US$, yang dinamakan US$ index, namun US$ Index hanya dipakai untuk mengukur kekuatan US$ terhadap mata uang kuat lain. Sehingga patokan standarnya “bukan daya beli”. Namun kekuatan relative terhadap mata uang lain. Contoh gampangnya kita ibaratkan US$ seperti orang naik mobil avanza yang bergerak mundur 10km/jam. Dan bis-bis atau kendaraan lain juga bergerak 5km/jam, diibaratkan mata uang lain. Si pengendara avanza akan merasa kecepatan mobilnya hanya 5km/jam. Namun jika melihat tiang listrik yang diam,yang kita ibaratkan benda2 riil seperti emas, beras dll. Maka mundurnya si pengendara avanza akan merasa lebih cepat. Itulah bedanya ukuran dalam US$index dan ukuran Daya beli US$.

Untuk mengukur nilai mata uang US$ dalam daya belinya, berikut saya sampaikan chart yang saya ambil dari webnya mas budwood dibawah tulisan ini.


Pecahan 100dolar di tahun 1950, masih berdaya beli 100Dolar. Dalam chartnya mas budwood ini, dikaitkan dengan perang yang dilakukan oleh Amerika. Dengan membiayai berbagai perang tersebut Amerika memerlukan biaya yang “amat sangat besar banget”. Sehingga untuk kebutuhan biaya tersebut mengandalkan pencetakan-pencetakan uang baru. ….( Kan gampang tinggal print ajah)……

100dolar itu di tahun 2010 ini tinggal hanya seharga 12dolar saja. Barang yang dulu ditahun 1950 hanya berharga 12dolar menjadi 100dolar di 2010 ini. ….. (Rupanya US$, kayak rupiah kita juga ya, waktu saya sekolah tahun 1990-an parkir mobil di kota solo hanya 100rupiah, kini sudah 2000rupiah)…… pantas juga dompet kita saat ini terlalu tebal, bukan karena tambah kaya. Namun karena perlu membawa yang lebih banyak

Praktisi ekonomi International lain seperti Pak Vildan Serin mengatakan, penurunan nilai US$ ini juga dipicu, pengurangan pemakaian US$ dalam perdagangan minyak oleh Negara2 OPEC. Dulu perdagangan minyak hanya memakai satu mata uang, namun kini mereka menggunakan basket currency (sekeranjang uang : seperti US$, Euro, YJP, Emas, dll).

Penurunan ini juga disebabkan negeri Paman Sam yang menerapkan ekonomi sangat kapitalis, karena memang Bapaknya ekonomi kapitalis, dimana antara sector riil dan keuangan tidak seimbang. Perbandingan antara sector riil dan keuangan derivative adalah 1 : 700, ekonominya digerakkan oleh uang dari hampa melalui spekulasi di pasar uang/saham. Bahkan banyak yang mengatakan bursa saham di New York sebagai kasino terbesar di Dunia.

Masihkah kita mengandalkan tabungan kita dalam mata uang US$ ?…

Sumber : http://emasindonesia.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar